KE KAUKU
Saat engkau tersenyum
Kuseperti melihat buah nan ranum
Terkagum-kagum
Lagu merdu di hati mengalun
Menyejuk hingga ubun-ubun
Berayun-ayun
Sesungguhnya kumau
Dapatlah engkau seperti itu
Cikajang, 16 Juli 2011
BURUNG DALAM SANGKAR
Bersiul sendiri di balik jeruji
Sedang mata hinggap di rimbun pohon
Memandang padi menguning
Senyum gadis di pesta panen
Dihias kupu-kupu atas sanggulnya
Dan anak-anak berlarian di pematang
Siulan makin meninggi
Menyayat-nyayat hati
Danau di matanya menggenang
Mengalirkan sungai-sungai
Menjadi jeram antara jurang kesepian
Di arena kontes orang-orang memujanya
Berdecak kagum mematok harga
Tiada tahu pada duka
Burung dalam sangkar nan papa
Kepak sayapnya kaku
Kuku-kukunya tak setajam dulu
Meski hidup dimanja
Makan dan minum istimewa
Sangkar bak istana raja
Tapi baginya adalah penjara
Burung dalam sangkar
Kesenangan semu
Kesenangan jemu
Kesenangan kelabu
Cikajang, 16 November 2011
SERPIHAN IMPIAN SEMALAM
Jalan ini masih seperti dulu
Berkelok-kelok berbunga rindu
Pohon dan daun-daun ditiup sang bayu
Sedang waktu terus berlalu dalam bisu
Kenangan yang kuyu
Terlukis di kelopak bunga nan layu
Dan kau masih juga begitu
Sedang langit kian membiru
Sejenak menghitam bayangmu
Tecermin pada dinding kalbu
Jemarimu lembut menyentuhku
Tiada sadar, kukecup dalam syahdu!
Cikajang, 17 September 2011
DALAM DALAMMU
Dalam dalammu ada kekurangan
Dalam kekurangan ada kelebihan
Dalam kelebihan ada keistimewaan
Dalam keistimewaan ada cinta, kasih sayang, dan kesetiaan
Dalam semua itu serta karena semua itu kita selalu mampu ‘tuk bertahan!
Cikajang, 18 September 2011
TAKDIR
Inilah takdir
Tiada bisa dipungkir
Mesti diterima hingga akhir
Meski rasa kadang berdesir
Menelusur jiwa, lembut menyisir
Memuncakkan tanya nan kabir
Jika terbit pikir
Mengapa hidup penuh ukir
Dengan pola yang tak kita taksir?
Maklum, namun janganlah tergelincir
Karena hidup ibarat kincir
Berputar di arus air
Kadang polos, kadang kelir
Kadang manis, kadang getir
Kadang wangi, kadang anyir
Hmm ..., tiada baik menyingkir
Sebab takdir
Takkan dapat diblokir!
Cikajang, 20 September 2011
20 SEPTEMBER
Percikan 11 tahun pernikahan
Surya sumringah
Atas Cikuray nan cerah
Jalanan meriah
Gempita suka tercurah
Berduyun orang, tangan bersembah
Silih berganti restu bertambah
Sejoli merenda kisah
Dalam cinta mendesah
Arungi samudera ombak dipecah
Pulau impian hendak dijamah
Sungguh tiada mudah
Ada saja keluh-kesah
Angin resah
Hujan basah
Badai amarah
Karang berbongkah
Takkan surut jiwa gagah
Mencampak derita gelisah
Melaju tak mau kalah
Melaju pantang menyerah
Dan selaksa cita pun merekah
Terhirup sukma bermadah
Beralun doa dalam pasrah
Bersandar diri pada Allah
Cikajang, 20 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
This blog contains things related to education and learning. More specifically, it is closely related to Indonesian Language and Literature. You can also participate in appreciating this blog, at least by reading it, taking lessons in it, or making comments. Hopefully it will be useful for enriching insight, loving Indonesian language and literature, and advancing education in Indonesia.
Biasakan berkomentar setelah membuka atau membaca materi di blog ini. Terima kasih.